Senin, 06 Januari 2014

FUNGSI-FUNGSI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

Administrasi pendidikan merupakan aspek yang penting dalam pendidikan. Administrasi pendidikan merupakan keseluruhan proses yang diperlukan dalam penyelesaian pekerjaan-pekerjaan personil sekolah untuk mendidik peserta didik. Jadi administrasi ini ditujukkan kepada pendidikan peserta didik secara tidak langsung. Administrasi pendidikan mempunyai beberapa fungsi, yaitu sebagai berikut :

1.      Planning (Perencanaan)
Perencanaan adalah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Waterson (1965) mengemukakan bahwa pada hakekatnya perencanaan merupakan usaha sadar, terorganisasi, dan terus menerus dilakukan untuk memilih alternatif tindakan guna mencapai tujuan.
Terdapat sembilan manfaat perencanaan bahwa perencanaan:
1.     Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan
2.    Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama
3.    Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran
4.    Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
5.    Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi
6.    Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara bagian organisasi
7.    Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami
8.    Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
9.    Menghemat waktu, usaha dan dana
Prinsip-prinsip dalam perencanaan:
1.   Perencanaan adalah suatu proses yang berkesinambungan
2.  Perencanaan adalah suatu proses yang komprehensif
3.  Perencanaan hendaklah menghasilkan rencana yang fleksibel dan realistis
4.  Perencanaan harus berorientasi pada tujuan
5.  Perencanaan pendidikan harus memperhitungkan aspek-aspek kuantitatif dan kualitatif pendidikan
6.  Perencanaan pendidikan harus melahirkan rangkaian tindakan yang jelas, terarah, dan menurut prinsip efisiensi dan efektifitas
7.  Perencanaan pendidikan harus didasarkan pada identifikasi fenomena pendidikan yang sedang terjadi

2.     Organizing (Pengorganisasian)
Longenecher (1972) secara umum mendefinisikan pengorganisasian sebagai aktifitas menetapkan hubungan antara manusia dan kegiatan yang dilakukan untuk mrncapai tujuan.
Ada beberapa konsep dalam pengorganisasian yaitu:
·         Tanggung jawab (Responsibility)
·         Wewenang (Authority)
·         Pendelegasian (Delegation)
·         Pertanggung Jawaban (accountability)
·         Struktur organisasi

3.     Staffing (Penyusunan)
Kepegawaian mempunyai fungsi yang sangat penting dimana kepegawaian adalah pengisian sesuatu bidang atau unit dengan personal yang akan melaksanakan tugas kegiatannya. Masalahnya selanjutnya yang perlu diperhatikan didalam kegiatan-kegiatan kepegawaian ialah pemberian motivasi kepada para pegawai agar selalu giat, kesejahteraan pegawai (jasmani maupun rohani), insentif dan penghargaan atas jasa-jasa mereka, konduite dan bimbingan untuk dapat lebih maju, adanya kesempatan meng-upgrade diri, masalah pemberhentian dan pension pegawai.

4.     Directing (Pengarahan)
Suharsimi Arikunto memberikan definisi pengarahan sebagai penjelasan, petunjuk, serta pertimbangan dan bimbingan terhadap pra petugas yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional agar pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar.
Pengarahan-pengarahan dapat berupa:
1.    Penjelasan tentang apa, mengapa dan bagaimana tugas
2.   Urutan prioritas penyelesaian
3.   Prosedur kerja
4.   Sarana dan sumber yang dapat dirnanfaatkan
5.   Pihak  yang terkait dengan urusannya, langsung maupun tidak langsung
6.    Bagaimana melakukan penilaian terhadap penyelesaian tugas tersebut

5.     Coordinating (Pengkoordinasian)
Koordinasi dapat diwujudkan dengan menggunakan cara-cara antara lain:
1.     Konferensi atau pertemuan lengkap yang mewakili unit kerja
2.    Pertemuan berkala untuk pejabat-pejabat tertentu
3.    Pembentukan panitia gabungan jika diperlukan
4.    Pembentukan badan kooordinasi staff untuk mengkoordinir kegiatan
5.   Mewancarai bawahan untuk mengetahui hal penting yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya
6.    Memorandum atau instruksi berantai
7.    Ada dan tersedianya buku pedoman organisasi dan tata kerja
Adapun manfaat dari pengkoordinasian adalah:
1.     Dengan pengkoordinasian dapat diperoleh kekuatan yang integral dan menyatu sehingga diperoleh hasil gerak organisasi yang kompak, harmonis dan saling menunjang
2.    Dengan pengkoordinasian diharapkan tidak terjadi arus yang simpangsiur antara bidang-bidang yang ada, baik dalam pengambilan keputusan, penginformasian, serta tindakan, ditinjau dari segi arah dan bentuk

6.     Reporting (Pelaporan)
Reporting atau pelaporan adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi baik secara lisan maupun secara tulisan.

7.     Budgeting (Pengangguran)
Pembiayaan adalah kegiatan yang berisi tentang dana dan anggaran. Pembiayaan sekolah adalah kegiatan mendapatkan biaya serta mengelola anggaran pendapatan dan belanja pendidikan menengah
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam fungsi pembiayaan itu antara lain:
·        Perencanaan tentang berapa biaya yang akan diperlukan
·        Dari mana dan bagaiamana itu dapat diperoleh/diusahakan
·        Bagaimana penggunaannya
·        Siapa yang akan melaksanakannya
·        Bagaiamana pembukuan dan pertanggung jawabannya
·        Bagaimana pengawasannya

8.     Motivating (Pergerakan)
Fungsi motivasi adalah sebagai pendorong, penentu arah kegiatan, dan penyeleksi kegiatan atau perbuatan pihak yang dimotivasi. Sedangkan tujuan motivasi mencakup tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum berkaitan dengan upaya untuk mendorong dan menggerakkan pihak yang dimotivasi dalam organisasi sehingga ia atau mereka mau dan dapat melakukan tugas dan kegiatan yang diberikan kepadanya dalam upaya melaksanakan rencana yang telah ditetapkan. Adapun tujuan khusus motivasi adalah
·      Tumbuhnya dorongan pada diri seseorang atau kelompok untuk melakukan tugas atau kegiatan dalam upaya mencapai tujuan organisasi
·         Bangkitnya kemauan, keinginan dan harapan pada diri pihak yang dimotivasi sehingga dapat melakukan kegiatan sebagaimana dikehendaki oleh motivator.

9.     Controlling (Pengawasan)
Pengertian pengawasan yang lebih sederhana dikemukakan oleh Johnson (1973: 74) yaitu sebagai fungsi sistem yang melakukan penyesuaian terhadap rencana, mengusahakan agar penyimpangan-penyimpangan tujuan system hanya dalam batas-batas yang dapat ditoleransi.
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pengawasan menurut Massie (1973) ialah:
·    Tertuju kepada strategis sebagai kunci sasaran yang menentukan keberhasilan
·         Pengawasan menjadi umpan balik sebagai bahan revisi dalam mencapai tujuan
·  Flexible dan responsive terhadap perubahan –perubahan kondisi dan lingkungan
·  Cocok dengan organisasi pendidikan, misanya organisasi sebagai system terbuka
·         Merupakan control diri sendiri
·         Bersifat langsung yaitu pelaksanaan control ditempat pekerja
·        Memperhatikan hakikat manusia dalam mengontrol para personnel pendidikan
Pengawasan yang baik adalah yang dapat memanfaatkan profesi dan karier manusia (personnel) secara optimal yaitu:
·         Mengikutsertan mereka menentukan sasaran
·         Menciptakan iklim yang mendorong pengembangan diri
·    Membuat mereka responsive dengan semangat yang menantang. Untuk itu perlu ada suatu system penilaian yang sistematis dan tepat yang dapat memberi gambaran seberapa singkat kualitas yang diperolah.

10.   Evaluating (Penilaian)
Penilaian adalah kegiatan mengumpulkan data pendukung operasional suatu program seperti sumber biaya dan pengaturan keuangan, padahal kegiatan ini lebih tepat disebutinstitutional accounting.
Secara lebih rinci maksud penilaian (evaluasi) adalah :
·         Memperoleh dasar bagi pertimbangan apakah pada akhir suatu periode kerja, pekejaan tersebut berhasil
·         Menjamin cara bekerja yang efektif dan efisien
·         Memperoleh fakta-fakta tentang kesukaran-kesukaran dan untuk menghindari situasi yang dapat merusak
·         Memajukan kesanggupan para personel dalam mengembangkan organisasi

KEPALA SEKOLAH SEBAGAI PEMIMPIN, ADMINISTRATOR, DAN SUPERVISOR




Disusun :
Kelompok 2
v Dhuhana Putri Ramadhani  NIM 1112016100021
v Mukhti Ayuni                    NIM 1112016100029
v Wulan Apriani                   NIM 1112016100030
v Egi Ramadah                     NIM 1112016100036


Dosen Pembimbing
Dra. Yefnelty Z., M. Pd


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum, wr, wb.    
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas curahan nikmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan pada Rasulullah Muhammad SAW.
            Dalam makalah  ini penulis membahas masalah yang berhubungan dengan Peranan Kepala Sekolah sebagai Pemimpin, Administrator, dan Supervisor. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada dosen pembimbing, Ibu Dra. Yefnelty Z., M. Pd dan orang tua  penulis serta semua pihak – pihak yang telah terlibat dalam penyelesaian makalah ini.
            Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan waktu, tenaga, dan pikiran. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca semuanya. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.
Penulis






DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
BAB II KEPALA SEKOLAH SEBAGAI PEMIMPIN
2.1 Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pendidikan
      2.1.1 Pemimpin di Bidang Kurikulum
      2.1.2 Pemimpin di Bidang Personalia
 2.1.3 Pemimpin di Bidang Public Relation
 2.1.4 Pemimpin di Bidang Hubungan Guru-Murid
 2.1.5 Pemimpin di bidang Personal Non Pengajar
     2.1.6 Pemimpin dalam Pelayanan Bimbingan dan Pengorganisasian
BAB III KEPALA SEKOLAH SEBAGAI ADMINISTRATOR
               3.1 Mengatur Proses Pembelajaran
               3.2 Mengatur Administrasi Murid
               3.3 Mengatur Administrasi Pegawai
               3.4 Mengatur Administrasi Perlengkapan
               3.5 Mengatur Administrasi Keuangan
               3.6 Mengatur Administrasi Perpustakaan
               3.7 Mengatur Administrasi Hubungan Dengan Masyarakat
BAB IV JADWAL KERJA KEPALA SEKOLAH
               4.1 Kegiatan Harian
               4.2 Kegiatan Mingguan
               4.3 Kegiatan Bulanan
               4.5 Kegiatan Akhir Tahun Aajaran
               4.6 Kegiatan Awal Tahun Ajaran
BAB V KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR
             5.1 Tugas Kepala Sekolah sebagai Supervisor
                5.1.1 Meneliti Keadaan
             5.2 Prinsip-Prinsip Kepala Sekolah sebagai Supervisor
             5.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Supervisi
BAB VI KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

 BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
          Untuk mewujudkan visi dan misi pendidikan di tingkat satuan pendidikan perlu ditunjang oleh kemampuan kepala sekolah yang handal dalam menjalankan fungsi dan peranannya. Meskipun pengangkatan kepala sekolah dilakukan secara terencana dan sistematis, bahkan diangkat dari guru yang sudah berpengalaman atau mungkin sudah lama menjabat sebagai wakil kepala sekolah, namun tidak otomatis membuat kepala sekolah profesional dalam melakukan tugasnya.
          Pada beberapa kasus ditunjukkan adanya kepala sekolah yang terpaku dengan urusan administratif yang sebenarnya bisa dilimpahkan kepada Tenaga Administrasi Sekolah (TAS). Penelitian tentang harapan peranan kepala sekolah sangat penting bagi guru-guru dan murid-murid. Pada umumnya kepala sekolah memiliki tanggung jawab sebagai pemimpin di bidang pengajaran, pengembangan kurikulum, administrasi kesiswaan, administrasi personalia staf, hubungan masyarakat, administrasi perencanaan sekolah, dan perlengkapan serta organisasi sekolah. Dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar, kepala sekolah merupakan kunci keberhasilan yang harus menaruh perhatian tentang apa yang terjadi pada peserta didik di sekolah dan apa yang dipikirkan orang tua dan masyarakat tentang sekolah.Kepala sekolah mempunyai tugas sebagai supervisor. Kepala sekolah sebagai supervisor dimaksudkan untuk meningkatkan pengawasan dan pengendalian terhadap guru-guru dan personel lain untuk meningkatkan kinerja mereka. Kepala sekolah sebagai supervisor bertugas mengatur seluruh aspek kurikulum yang berlaku di sekolah agar dapat memberikan hasil yang sesuai dengan target yang telah ditentukan. Aspek-aspek kurikulum yang harus dikuasai oleh kepala sekolah sebagai supervisor adalah materi pelajaran, proses belajar mengajar, evaluasi kurikulum, pengelolaan kurikulum, dan pengembangan kurikulum.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah peranan Kepala Sekolah sebagai Pemimpin?
2. Bagaimanakah peranan Kepala Sekolah sebagai Administrator?
3. Bagaimanakah peranan Kepala Sekolah sebagai Supervisor?
1.3  Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui peranan Kepala Sekolah sebagai Pemimpin
2. Untuk mengetahui peranan Kepala Sekolah sebagai Administrator
3. Untuk mengetahui peranan Kepala Sekolah sebagai Supervisor
BAB II
KEPALA SEKOLAH SEBAGAI PEMIMPIN
2.1 Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pendidikan       
          Tugas utama kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan adalah merumuskan tujuan kerja dan pembuat kebijaksanaan (policy) sekolah. Kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai peranan sangat besar dalam mengembangkan mutu pendidikan di sekolah. Kualitas kepemimpinan kepala sekolah sangat berpengaruh terhadap terbentuknya semangat kerja, kerja sama yang harmonis, minat terhadap perkembangan pendidikan, suasana kerja yang menyenangkan, dan perkembangan mutu profesional diantara para guru. Tanggung jawab kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan ada 6, antara lain:
2.1.1        Pemimpin di Bidang Kurikulum
Pada jenis dan tingkat sekolah apapun yang menjadi tugas utama kepala sekolah ialah menajmin adanya program pengajaran yang baik bagi murid-murid. Inilah tanggung jawab kepala sekolah yang paling penting dan banyak tantangannya, sedangkan stafnya mendapat bagian tanggung jawab dalam membantu usaha pelaksanaan dan pengembangan program pengajaran yang efektif.  Agar kepala sekolah mampu memberikan pimpinan yang efektif dalam bidang ini hendaknya ia mengetahui berbagai teori mengenai kurikulum dan menyadari kaitannya dengan kebijaksanaan dan langkah-langkah administrasi yang sedang berlaku. Adapun aspek-aspek kurikulum tersebut, meliputi :
1.      Membantu guru-guru dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai  kegiatan program satuan pelajaran
2.      Membantu guru dalam menyusun kegiatan belajar mengajar.
3.      Membantu guru dalam menilai proses dan hasil belajar mengajar
4.      Membantu guru dalam menilai hasil belajar siswa
5.      Membantu guru dalam menterjemahkan kurikulum ke dalam pengajara

2.1.2        Pemimpin di Bidang Personalia
Pemimpin  mempunyai  taggung jawab untuk  melatih kelompok menyadari proses dan isi pekerjaan yang dilakukan dan berani menilai hasilnya secara  jujur dan objektif.  Pemimpin  bertanggung  jawab dalam  mengembangkan dan  mempertahankan eksistensi organisasi[1]
1.      Memiliki kemampuan menerima dan menghargai individu guru sebagai anggota staf atas dasar karakter pribadi dan latar belakangnya
2.      Memberikan bekal yang mendorong kekuatan, minat, dan kecakapan setiap anggota staf dalam melaksanakan tugas
3.      Menghargai kekuatan dan kelemahan guru dan melengkapi serta membantunya menjadi konseling pribadi
4.      Memperaktekan pendekatan psikologis dan manajemen personalia. Pendekatan ini dapat dilakukan dengan kerjasama dalam perencanaan, hubungan individual dan kelompok, menciptakan iklim yang menyenangkan dan pengorganisasian kurikulum dan sekolah secar bijaksana
5.      Mengetahui dan menerapkan beraneka ragam teknik bekerja bersama staf dalam menyelesaikan progam
6.      Mengembangkan sensitifitas orang lain
7.      Mendorong dan memberikan bimbingan dalam pertumbuhan professional para guru dan mendorong motivasi belajar.

2.1.3        Pemimpin di Bidang Public Relation
Kepala sekolah harus dapat menciptsksn hubungan yang harmonis kepada warga sekolah dan masyarakat yang berada disekitar sekolah.
1.      Mendayagunakan organisasi orang tua murid dan guru dan organisasi tertentu demi kesehatan dan kesejahteraan anak didik
2.      Menggunakan organisasi-organisasi tersebut untuk membantu personal sekolah dalam menentukan, mengembangkan, dan memahami tujuan sekolah
3.      Menerapkan kepemimpinan untuk meningkatkan partisipasi orang tua dalam menyelesaikan problema sekolah dan masyarakat
4.      Mendorong kunjungan orang tua dan menyediakan fasilitas terhadap kunjungan orang tua ke sekolah dan kunjungan staf ke rumah-rumah siswa
5.      Mengembangkan metode laporan regular yang sistematik kepada orang tua tentang pengembangan sekolah
6.      Mendayagunakan partisipasi siswa dalam program hubungan sekolah dengan masyarakat
7.      Mengadakan studi dan memperaktekan teknik-teknik latihan guru untuk menghandel public relation
8.      Mendayagunakan orang tua dan warga masyarakat untuk meningkatkan  program hubungan sekolah dengan masyarakat
9.      Melihat dengan jelas bagaimana memperbaiki hubungan sekolah dengan masyarakat.[2]

2.1.4        Pemimpin di Bidang Hubungan Guru-Murid
Dalam hal ini, kepala sekolah di harapkan menimbulkan dan menggerakkan semangat guru dan siswa, menimbulkan hubungan yang harmonis antara guru dan siswa  agar tercapai tujuan pendidikan dan visi misi dari sekolah tersebut.
2.1.5        Pemimpin di Bidang Personal Non Pengajar
            Pada  bidang  ini, kepala sekolah bertugas menyelenggarakan urusan-urusan yang  berhubungan  dengan penyeleksian, pengangkatan  kenaikan pangkat, cuti, perpindahan dan pemberhentian  anggota  staf sekolah, pembagian tugas-tugas  di kalangan  anggota staf  sekolah, masalah  jaminan kesehatan  dan ekonomi,  penciptaan   hubungan  kerja  yang  tepat  dan   menyenangkan,  masalah  penerapan kode etik jabatan.
2.1.6        Pemimpin dalam Pelayanan Bimbingan dan Pengorganisasian
Menciptakan sekolah sebagai suatu lingkungan kerja yang harmonis, sehat, dinamis, dan nyaman, sehingga segenap anggota dapat bekerja dengan penuh produktivitas akan memperoleh kepuasan kerja tinggi. Artinya pemimpin harus menciptakan iklim organisasi yang mampu mendorong produktivitas pendidikan yang tinggi dan kepuasan kerja yang maksimal.

BAB III
KEPALA SEKOLAH SEBAGAI ADMINISTRATOR
Kepala sekolah sebagai Administrator bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolahnya. Hal tersebut mencakup seluruh kegiatan sekolah, seperti; proses belajar-mengajar, kesiswaan, personalia, sarana prasarana, ketatausahaan dan keuangan serta mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat. Selain itu juga, kepala sekolah bertanggung jawab terhadap keadaan lingkungan sekolahnya.[3]
  3.1       Mengatur Proses Pembelajaran
Pengelolaan pengajaran ini merupakan dasar kegiatan dalam melaksanakan tugas pokok. Kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan ini antara lain:
1.      Pemimpin pendidikan hendaknya menguasai garis-garis besar program pengajaran untuk tiap bidang studi dan tiap kelas,
2.      Menyusun program sekolah untuk satu tahun,
3.      Menyusun jadwal pelajaran,
4.      Mengkoordinir kegiatan-kegiatan penyusunan model satuan pengajaran,
5.      Mengatur kegiatan penilaian,
6.      Melaksanakan norma-norma kenaikan kelas,
7.      Mencatat dan melaporkan hasil kemampuan belajar murid,
8.      Mengkoordinir kegiatan bimbingan sekolah,
9.      Mengkoordinir program non kurikuler,
10.  Merencanakan pengadaan,
11.  Memelihara dan mengembangkan buku perpustakaan sekolah dan alat-alat        pelajaran.
  3.2       Mengatur Administrasi Murid
Dalam bidang ini kegiatan yang nampak adalah perencanaan dan penyelenggaran murid baru, pembagian murid atas tingkat-tingkat, kelas-kelas atau kelompok-kelompok (grouping), perpindahan dan keluar masuknya murid-murid (mutasi), penyelenggaraan pelayanan khusus (special services) bagi murid, mengatur penyelenggaraan dan aktivitas pengajaran, penyelenggaran testing dan kegiatan evaluasi, mempersiapkan laporan tentang kemajuan masalah disiplin murid, pengaturan organisasi siswa, masalah absensi, dan sebagainya.
  3.3       Mengatur Administrasi Pegawai
Termasuk dalam bidang ini yaitu menyelenggarakan urusan-urusan yang berhubungan dengan penyeleksian, pengangkatan kenaikan pangkat, cuti, perpindahan dan pemberhentian anggota staf sekolah, pembagian tugas-tugas di kalangan anggota staf sekolah, masalah jaminan kesehatan dan ekonomi, penciptaan hubungan kerja yang tepat dan menyenangkan, masalah penerapan kode etik jabatan.
  3.4       Mengatur Administrasi Perlengkapan
Pengelolaan ini menyangkut usaha-usaha perencanaan dan pengadaan, inventarisasi, pengaturan pemakaian, pemeliharaan, rehabilitasi perlengkapan dan alat-alat material sekolah, keindahan serta kebersihan umum, usaha melengkapi yang berupa antara lain gedung (ruangan sekolah), lapangan tempat bermain, kebun dan halaman sekolah, meubel sekolah, alat-alat pelajaran klasikal dan alat peraga, perpustakaan sekolah, alat-alat permainan dan rekreasi, fasilitas pemeliharaan sekolah, perlengkapan bagi penyelenggaraan khusus, transportasi sekolah, dan alat-alat komunikasi.
  3.5       Mengatur Administrasi Keuangan
Dalam bidang ini menyangkut masalah-masalah urusa gaji guru-guru dan staf sekolah, urusan penyelenggaraan otorisasi sekolah, urusan uang sekolah dan uang alat-alat murid-murid, usaha-usaha penyediaan biaya bagi penyelenggaraan pertemuan dan perayaan serta keramaian.
  3.6       Mengatur Administrasi Perpustakaan
Kepala sekolah sebagai administrator pendidikan hendaknya mengetahui bagaimana mengelola perpustakaan sekolah yang memenuhi standart, agar perpustakaan dapat dimanfaatkan secara optimal. Adalah menjadi tanggung jawab kepala sekolah untuk mengambil kepemimpinan di dalam mengembangkan perpustakaan sekolah yang memenuhi standar. Maka dari itu kepala sekolah hendaknya memperhatikan hal-hal berikut ini:
1.      Perpustakaan sekolah sebaiknya berada dibawah “direction” seseorang/staf sekolah yang terlatih dan terdidik dengan baik dalam bidang perpustakaan;
2.      Perpustakaan sekolah harus memiliki sejumlah buku “reference” yang cukup (termasuk ensiklopedia, atlas, kamus dan sejenisnya), sejumlah buku dari semua mata pelajaran yang diajarkan di sekolah (yang patut digunakan sebagai bacaan pelengkap siswa) dan bahan-bahan umum yang terseleksi sesuai dengan minat dan kebutuhan tersebut;
3.      Memakai suatu sistem klasifikasi tertentu yang memadai, dimana koleksi (buku) diklasifikasi, di label, dan di “shelving” berdasarkan sistem tersebut;
4.      Adanya perlengkapan yang memadai dalam bentuk ruangan, peralatan dan bahan-bahan untuk mereparasi, disampinng itu juga “jalan masuk “accessioning”;
5.      Melengkapi dan mengejakan suatu “record system” yang meliputi catatan peminjaman dan pengembalian, catatan-catatan buku yang hilanng, rusak atau dibuang.
6.      Melengkapi dengan sejumlah fasilitas untuk membeli buku-buku termasuk publikasi dan informasi lain tentang buku-buku yang baru diterbitkan;
7.      Adanya perlengkapan bagi siswa, termasuk jadwal yang lengkap.
  3.7       Mengatur Administrasi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Untuk memperoleh simpati dan bantuan dari masyarakat termasuk orang tua murid-murid, dan untuk dapat menciptakan kerjasama antara sekolah-rumah- dan lembaga-lembaga sosial.[4]
BAB IV
JADWAL KERJA KEPALA SEKOLAH
4.1  Kegiatan Harian
1.      Memeriksa daftar hadir guru, tenaga tehnis pendidikan, dan tenaga tata usaha.
2.      Mengatur dan memeriksa 7 K disekolah ( keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, keteladanan, ketertiban, kekeluargaan)
3.      Memeriksa program kerja guru dan persiapan pengajaran yang menunjang proses belajar mengajar.
4.      Menyelesaikan surat-surat, menerima tamu dan menyelesaikan pekerjaan kantor lainnya.
5.      Mengatasi hambatan-hambatan terhadap kelancaran berlangsungnya proses belajar mengajar.
6.      Mengatasi kasus yang terjadi pada hari itu.
7.      Memeriksa segala sesuatu yang terjadi sampai selesainya jam kerja sekolah pada hari itu
8.      Memeriksa keterlaksanaannya 8 Progran Standar Nasional Pendidikan.
4.2  Kegiatan Mingguan
Disamping kegiatan-kegiatan harian perlu pula dilaksanakan kegiatan mingguan sekolah sebagai berikut :
1.      Upacara tiap hari senin dan hari besar Nasional yang ada pada hari minggu tersebut.
2.      Shalat Dhuha berjamaah setiap hari senin, Rabu, dan Jum’at.
3.      Memeriksa agenda dan menyelesaikan surat-surat.
4.      Mengadakan pertemuan mingguan untuk menelah kembali kegiatan yang lalu dan menyiapkan segala sesuatu untuk pelaksanaan kegiatan minggu berjalan.
5.      Mengatur pengadaan keperluan perlengkapan kantor / sekolah.
6.      Mengevaluasi Program Kegiatan Harian Sekolah.
4.3  Kegiatan Bulanan
Awal bulan
1.      Melaksanaan penyelesaian gaji pegawai, dan guru laporan bulanan, rencana keperluan perlengkapan kantor, sekolah dan rencana belanja bulanan.
2.      Melaksanakan Pemeriksaan Umum terhadap :
·      Agenda kelas.
·      Daftar hadir guru dan pegawai.
·      Kumpulan bahan Evaluasi berikut Analisanya.
·      Kumpulan Persiapan Pengajaran Guru.
·      Diagram Pencapaian Kurikulum.
·      Program perbaikan dan pengayaan.
·      Diagram daya serap siswa.
·      Buku catatan BP / BK.
3.      Memberi Peunjuk / catatan kepada guru yang mengalami kesulitan, siswa yang pelu diperhatikan dalam rangka pembinaan siswa.
 Akhir Bulan
1.      Penutupan Buku Pemeriksaan dan Pelaporan
2.      Pertanggung jawaban keuangan.
3.      Evaluasi terhadap persediaan dan penanggungan alat dan bahan praktek.
4.      Evaluasi masing-masing Program Kegiatan.
4.4  Kegiatan Akhir Tahun Ajaran
Setelah akhir tahun perlu dilaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka penutupan akhir tahun pelajaran sekaligus melaksanakan kegiatan persiapan untuk tahun pelajaran yang akan datang:
1.      Menyelesaikan penutupan buku Inventaris dan keuangan.
2.      Menyelenggarakan UN dan UAS.
3.      Menyelenggarakan persiapan kenaikan kelas / tigkat yang meliputi:
Ø  Pengisian Leger ( daftar nilai ).
Ø  Penyiapan bahan-bahan untuk rapat guru.
Ø  Pengisian raport dan nilai UN.
Ø  Kegiatan akhir tahun ajaran, kenaikan kelas, pembagian raport, penyerahan SKHU, dan pelepasan Kelulusan.
Ø  Mengadakan evaluasi pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tahun pelajaran yang bersangkutan.
Ø  Membuat rencana perbaikan dan pemeliharaan sekolah serta alat Bantu pendidikan.
Ø  Membuat rencana keuangan tahun yang akan datang.
Ø  Membuat laporan Akhir tahun pelajaran.
Ø  Melaksanakan kegiatan penerimaan siswa baru yang meliputi:
a)        Persiapan formulir syarat-syarat penerimaan siswa baru.
b)        Pembentukan panitia penerimaan / pendaftaran siswa baru.
c)        Penyusunan syarat-syarat penerimaan siswa baru.
d)       Rapat Panitia Penerimaan Siswa Baru
4.5  Kegiatan Awal Tahun Ajaran
Menetapkan rencana kegiatan sekolah pada tahun pelajaran yang akan datang:
1.      Membuat Program Kerja Sekolah.
2.      Merefleksi Program Kegiatan Tahun lalu.
3.      Kebutuhan Guru / TU.
4.      Pembagian tugas mengajar.
5.      Program Persiapan Pengajaran.
6.      Kebutuhan buku pelajaran dan buku pegangan guru.
7.      Kelengkapan alat/bahan pengajaran.
8.      Rapat dewan guru.[5]
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Sekolah dapat mendelegasikan kepada guru yang ditunjuk sebagai Wakil Kepala Sekolah, urusan Kurikulum, urusan Kesiswaan, urusan Humas, urusan saranna dan prasarana.
BAB V
KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR
Kepala sekolah sebagai supervisor artinya kepala sekolah berfungsi sebagai pengawas, pengendali, membina, pengarah, dan pemberi contoh kepada pa guru dan karyawannya di sekolah. Salah satu hal yang terpenting bagi kepala sekolah sebagai supervisor adalah memahami tugas dan kedudukan karyawan – karyawannya atau di sekolah yang di pimpinnya, Dengan demikian kepala sekolah bukan hanya mengawasi karyawan dan guru yang sedng melaksanakan kegiartan, tetapi ia membekali diri denggan pengetahuan dan pemahamannya tentang tugas dan fugsi stafnya, agar pengawasan dan pembinaan berjalan dengan baik dan tidak membingungkan[6]
Dalam menjalankan fungsinya sebagai supervisor, kepala sekolah harus mamapu menguasai tugas – tugasnya dan melaksanakan tugasnya denga baik, ia bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan sekolah, mengatur proses belajar mengajar,mengatur hal – hal yag menyangkut kesiswaan, pesonalia, sarana dan prasarana yang dibutuhkan daalam pelajaran, ketatausahaan, keuangan, serta mengatur hubungan dengan masyarakat.
Dalam hal ini sebainya kepala sekolang melibatkan para guru, petugas administrasi, da bagisn lainnya, ataupun pemerintahan setempat, agar rencana yang telah di susun dapat dilaksanakan dengan sebaik – baiknya.
5.1  Tugas Kepala Sekolah sebagai Supervisor
Tugas dan tanggung jawab Kepala Sekolah sebagai supervisor (Hendiyat Soetopo dan Wasty 1998 : 42) bertugas mengatur seluruh aspek kurikulum yang berlaku di sekolah agar dapat berjalan dengan lancar dan dapat memberikan hasil yang sesuai dengan target yang telah ditentukan. Adapun aspek-aspek kurikulum tersebut, meliputi :
1.      Membantu guru-guru dalam merencanakan, melaksanakan dan menilai kegiatan program satuan pelajaran
2.      Membantu guru dalam menyusun kegiatan belajar mengajar.
3.      Membantu guru dalam menilai proses dan hasil belajar mengajar
4.      Membantu guru dalam menilai hasil belajar siswa
5.      Membantu guru dalam menterjemahkan kurikulum ke dalam pengajaran

Neagley, sebagaimana dikutip Made Pidarta (1997 : 67 ) menulis 10 (sepuluh) tugas supervisor sebagai berikut :
1.      Mengembangkan kurikulum
2.      Mengorganisasi pengajaran
3.      Menyiapkan staf pengajaran
4.      Menyiapkan fasilitas belajar
5.      Menyiapkan bahan-bahan pelajaran
6.      Menyelenggarakan penataran-penataran guru
7.      Memberikan konsultasi dan membina anggota staf pengajar
8.      Mengkoordinasi layanan terhadap para siswa
9.      Mengembangkan hubungan dengan masyarakat
10.  Menilai pengajaran
Ruang lingkup tugas supervisi di sekolah meliputi berbagai aspek kehidupan sekolah, khususnya yang berhubungan dengan penyelenggaraan proses belajar – mengajar, sebagai implementasi kurikulum yang berlaku.
            Dengan demikian, sebagai supervisor, kepala sekolah melakukan langkah-langkah konkret, sebagai berikut:
1.      Menyusun rencana dan kebijakan bersama
2.      Melibatkan partisipatif seluruh guru dan staf sekolah
3.      Membantu dan mendorong agar semua bawahannya dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi
4.      Memberikan contoh yang patut ditiru oleh bawahannya
5.      Melakukan pengambilan keputusan atas dasar musyawarah mufakat dengan seluruh bawahannya
6.      Memerhatikan program kerja dan pelaksanaan program kerja yang sesuai dengan kecakapan bawahannya
7.      Meningkatkan kreativitas dan idealisme bawahannya guna kemajuan bersama
8.      Melakukan pembinaan personal dan kelompok kerja para guru
9.      Memberikan bantuan moriel dan materiil demi kemajuan guru dan seluruh karyawannya
Kepala sekolah juga harus memiliki pengetahuan dan kecakapan tinggi yang sesuai dengan bidang tanggung jawabnya dalam sekolah tersebut. Dengan demikian, dia dapat menjalankann perannya sebagai pimpinan organisasi yang baik. Kepala sekolah juga harus memiliki ide-ide kreatif yang dapat meningkatkan perkembangan sekolah. Dengan bantuan para guru, ia dapat mendiskusikan ide-ide tersebut untuk diterapkan pada sekolah. Bila dicapai kesepakatan antara kepala sekolah dan guru, ide-ide tersebut dapat direalisasikan.
5.1.1        Meneliti Keadaan
Kepala sekolah harus dapat meneliti syarat-syarat, mana yang telah ada dan tercukupi, dan mana yang belum ada atau kurang secara maksimal. Contoh-contoh pertanyaan di bawah ini menggambarkan betapa banyak syarat-syarat yang perlu diteliti dan diusahakan oleh kepala sekolah sebagai supervisor :
1.      Bagaimana keadaan gedung sekolah? Sudah baik dan memenuhi syarat atau sudah rusak? Bagaimana usaha perbaikannya?
2.      Apakah perlengkapan sekolah dan alat-alat pelajaran memenuhi persyaratan filosofis, psikologis dan didaktis? Jika belum apa kurangnya? Bagaimana usaha mencukupinya?
3.      Bagaimana keadaan gurunya, terlalu banyak wanitanya/ terlalu banyak guru honorer dari pada guru tetap? apakah kemungkinan usaha untuk menjaga keadaan sebaik-baiknya?
4.      Bagaimana hasil pelajaran dan pendidikan anak-anak? Terlihatlah adanya kemajuan/perbaikan dari tiap triwulan atau semester dari tahun ke tahun?
5.      Bagaiman sikap dan perasaan tanggung jawab guru-guru dalam berpartisipasi terhadap pembinaan dan kemajuan sekolah? Adakah sikap dan sifat kepemimpinan sekolah yang kurang  sesuai mempengaruhi kehidupan sekolah pada umumnya?
5.2  Prinsip-Prinsip Kepala Sekolah sebagai Supervisor 
Dari uraian diatas kita ketahui betapa banyak dan besar tanggung jawab kepala sekolah sebagai supervisor. Oleh karena itu seperti yang dikatakan oleh Moh. Rifai, MA. Untuk menjalankan tindakan-tindakan supervisi sebaik-baiknya, kepala sekolah hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a.       Supervisi hendaknya bersifat konstruktif dan kreatif.
Supervisi harus selalu memperhitungkan kesanggupan, sikap dan mungkin prasangka guru-guru/pegawai sekolah.
b.      Suprevisi harus didasarkan atas hubungan profesional, bukan atas dasar hubungan pribadi.
c.       Supervisi tidak boleh terlalu cepat mengharapkan hasil dan tidak boleh lekas merasa kecewa.
d.      Supervisi tidak bersifat mendesak (otoriter).
e.       Supervisi tidak boleh bersifat mencari kesalahan dan kekurangan.
Supervisi harus didasarkan pada keadaan yang riil dan sebenarnya.
f.       Supervisi harus sederhana dan informal dalam pelaksanaannya.
g.      Supervisi hendaknya juga bersifat preventif, korektif dan kooperatif.[7]

5.3  Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Supervisi
Apabila prinsip-prinsip supervisi diatas diperhatikan dan benar-benar dilakukan oleh kepala sekolah, kiranya dapat diharapkan setiap sekolah akan berangsur-angsur maju dan berkembang sebagai alat yang benar-benar memenuhi syarat untuk mencapai tujuan pendidikan. Akan tetapi kesanggupan dan kemampuan seorang kepala sekolah dipengaruhi oleh berbagai faktor. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya supervisi atau cepat lambatnyahasil supervisi itu antara lain:
1.      Lingkungan masyarakat dimana sekolah berada.
2.      Besar kecilnya sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah.
3.      Tingkatan dan jenis sekolah.
4.      Keadaan guru-guru dan pegawai-pegawai yang tersedia.
5.      Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu sendiri.
BAB VI
KESIMPULAN
Kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai peranan sangat besar dalam mengembangkan mutu pendidikan di sekolah. Kualitas kepemimpinan kepala sekolah sangat berpengaruh terhadap terbentuknya semangat kerja, kerja sama yang harmonis, minat terhadap perkembangan pendidikan, suasana kerja yang menyenangkan, dan perkembangan mutu profesional diantara para guru. Selain sebagai pemimpin pendidikan kepala sekolah juga sebagai Administrator, bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolahnya. Hal tersebut mencakup seluruh kegiatan sekolah, seperti; proses belajar-mengajar, kesiswaan, personalia, sarana prasarana, ketatausahaan dan keuangan serta mengatur hubungan sekolah dengan masyarakat. Selain itu juga, kepala sekolah bertanggung jawab terhadap keadaan lingkungan sekolahnya.
Kepala sekolah juga sebagai supervisor berarti bahwa ia harus meneliti, mencari dan menentukan syarat-syarat mana saja yang diperlukan bagi kemajuan sekolahnya. Kepala sekolah harus dapat meneliti syarat-syarat mana yang telah ada dan tercukupi, dan mana yang belum ada atau kurang secara maksimal. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya supervisi atau cepat lambatnya hasil supervisi itu antara lain
1.      Lingkungan masyarakat dimana sekolah berada.
2.      Besar kecilnya sekolah yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah.
3.      Tingkatan dan jenis sekolah.
4.      Keadaan guru-guru dan pegawai-pegawai yang tersedia.
5.      Kecakapan dan keahlian kepala sekolah itu sendiri




[1] Encep Safrudin Muhyi, Kepemimpinan Pendidikan Transformasional, (Jakarta, Diadit Media, 2011), hlm. 135-138.
[2]   .2012. Kepempipinan Kepala Sekolah Dalam Peningkatan profesionalisme Guru.  Http://mpilovers2010.blogspot.com/2012/03/kepemimpinan-kepala-sekolah-dalam.html#!/2012/03/peningkata-profesionalisme-guru.html

[3] Drs.H.M. Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), Cet. 6, Hal. 84
[5] Drs. Herabudin, M.Pd, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2009), Cet. 1, Hal.124-127
[6] Drs. Herabudin, M.Pd, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2009), Cet. 1, Hal. 210-213
[7] DRS. M. Ngalim Purwanto, Mp., Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2005) Cet 15. Hal. 117

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 2010. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Dirawat, dkk, 1986, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional.
Herabudin. 2009. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia
Muhyi, Encep Safrudin. 2011. Kepemimpinan Pendidikan Transformasional. Jakarta: Diadit Media
Mulyasa, H.E. 2011. Mengenal Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara

Purwanto Ngalim, 2002, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Sagala, Syaiful. 2012. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta

Anonim. 2012. Tugas dan Peran kepala Sekolah Sebagai Pemimpin.  http://Wiki.Bestlagu.Com/News/169175-Tugas-Dan-Peran-Kepala-Sekolah-Sebagai-Pemimpin.Html

Yuliana, Lia. 2010. Pelaksanaan Supervisi Pendidikan oleh Kepala Sekolah terhadap Guru. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Artikel%20Supervisi %20PPM_0.pdf